Sikap Dokter Terhadap Pasien
Banyak
masalah yang dihadapi oleh individu yang terlibat dalam perawatan kesehatan
berhubungan dengan sikap pasien atau klien. Sepertinya sudah jelas untuk
menyatakan sikap seseorang adalah komponen yang sangat penting dalam perilaku
kesehatannya, yang kemudian di asumsikan bahwa ada hubungan langsung antara
perilaku dan sikap seseorang. Sikap positis seseorang terhadap kesehatan
kemungkinan tidak otomatis berdampak pada perilaku seseorang menjadi positif,
tetapi sikap yang negatif terhadap kesehatan hampir pasti dapat berdampak
negatif pada perilakunya.
Sikap
adalah kesiapan seseorang untuk bertindak (G.W.Alpat,1925). Keadaan mental dan
saraf dari kesiapan yang di atur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
Ada 3 komponen pendukung sikap,
yaitu :
1. Komponen
afektif. Komponen ini berhubungan dengan perasaan dan emosi tentang seseorang
atau sesuatu. Sebagai contoh kita bisa saja suka atau tidak suka pizza, atau
kita suka atau tidak suka dengan perdana mentri.
2. Komponen
kognitif. Sikap tentunya mengandung pemikiran atau kepercayaan seseorang atau
sesuatu objek. Kita kadang berfikir bahwa pizza itu menggemukan, kita kadang
percaya atau tidak percaya kata-kata yang diucapkan perdana mentri.
3. Komponen
perilaku. Sikapa terbentuk dari tingkah laku seseorang dan perilakunya.
Sehingga kita dapat memakan pizza atau manolaknya, sama keadaanya, kita
menyalakan televisi atau mematikannya pada saat perdana mentri muncul di
televisi.
Sikap
kadang tidak selalu ekstrim. Kadang-kadang, seseorang tidak dapat memutuskan
apakah ia suka atau tidak suka. Kekuatan sikap tergantung dari banyak faktor,
faktor yang terpentinga adalah faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap
terdiri dari berbagai tingkatan yakni :
a.
Menerima (receiving)
Menerima
diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan
(obyek).
b.
Merespon (responding)
Memberikan
jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau salah
adalah berarti orang menerima ide tersebut.
c.
Menghargai (valuing)
Mengajak
orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap
suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seorang
mengajak ibu yang lain tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke
posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti bahwa si ibu telah
mempunyai sikap yang paling tinggi. Misalnya seorang ibu mau menjadi akseptor
KB, meskipun mendapatkan tantangan dari mertua atau orang tuanya sendiri.
d.
Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula
bersifat negatif:
- Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.
- Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu. (Purwanto,H. 1998)
Ciri-ciri sikap adalah :
1.
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.
Sifat ini membedakannya dengan sifat motif-motif biogenetis seperti lapar,
haus, kebutuhan akan istirahat.
- Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
- Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
- Obyek sikap itu merupakan satu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
- Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan, Sifat iniah yang membedakan sikap dari kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang. (Purwanto,H. 1998)
Pertumbuhan
sikap dan faktor yang mempengaruhi sangat
di tentukan oleh :
-
Kepribadian (personality).
Menurut M.A.W Bouwer
kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.
-
Intelegensi
Menurut Edward
Thorndike adalah kemampuan individu untuk memberikan repon yang tepat (baik)
terhadapa stimulasi yang diterimanya.
-
Minat
Menurut Harlock (1993) minat adalah
sumber motivasi seseorang untuk mendorong seseorang melakukan apa yang ingin
dilakukan ketika bebas memilih.
Sikap
dapat berubah karena pengalaman (hasil pendidikan). Sikap dapat di pelajari,
dibentuk dan akan mencerminkan kepribadian seseorang.
Bagaimana
dengan sikap seorang dokter ?
Seorang
dokter harus bersikap baik, matang atau dewasa. Adalah cermin empuh
kepribadian, jangan
bersikap apatis, tidak peduli dan jangan ambisius.
Menurut
New Comb (1978) sikap dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Nilai.
Nilai yang menunjukan konsistensi organisasi tingkah laku.
2. Sikap.
Komponen sikap yang terdiri dari kognitif, afektif dan tingkah laku.
Dorongan
sikap terdiri dari :
1. Kognitif
: kepercayaan seseorang yang didapat dari proses berfikir tentang seseorang
atau sesuatu. Proses yang dilakukan kognitif adalah memperoleh pengetahuan dan
memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami,
menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa.
2. Afektif
: yang berkitan dengan sikap dan nilai yang mencakup watak dan perilaku.
3. Kohesi
: daya tarik seseorang terhadap sesuatu yang dapat meningkatkan motivasi.
Untuk
dapat merubah sikap diperlukan suatu harapan dan diinginkan dalam hal ini
individu senantiasa memperhatikan harapan yang di inginkan dari pihak lain.
Fungsi
sikap :
1. Sebagai
instrumental
2. Pertahanan
diri
3. Penerimaan
objek, ilmu serta memberi arti
4. Nilai
ekspresif
5. Sosial
adjustment
6. Eksternatisasi
7. Aktivfitas
adaptif dalam memperoleh informasi
Dalam
bersikap tidak selalu dapat menyesuaikan (mengalami) maladaptif atau mal
adjustment. Untuk mempertahankan dirinya dalam berkompensasi terhadap mal
adjustment individu berperilaku
pengganti yaitu :
1
Kompensasi : untuk mengambil perhatian orang lain
2
Simpati : rasa tertarik
3
Sublimasi : sikap untuk sesuai dengan
keadaan yang bisa diterima oleh orang lain
4
Rasionalisasi : sikap yang masuk akal
tidak berlawan dengan pendapat orang lain
5
Identifikasi : kita mengambil cara-cara
orang lain dan kita aplikasikan
6
Proyeksi : melempar kesalahan kita pasda
orang lain
7
Antipati : sikap tidak senang
8
Fantasi : sikap dengan hayalan
Seorang
dokter perlu melakukan komunikasi yang efektif
terhadap pasien, diantaranya :
1. Respect
yaitu sikap menghargai individu yang menjadi sasaran pesan yang disampaikan
2. Emphaty
yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi ysng
dihadapi orang lain.
3. Audible
yaitu dapat didengarkan atau dimengerti oleh orang lain.
4. Clarity
yaitu kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulakan interpretasi
atau penafsiran yang berlaianan
5. Hamble
yaitu sikap rendah hati
Sikap
dokter yang harmonis :
1. Tanggung
jawab
2. Sabar
3. Terampil
/ cekatan
4. Cerdas
/ cakap
5. Loyal
6. Optimis
7. Kasih
sayang
8. Rendah
hati
9. Tersenyum
10. Supel
11. Rela
12. Toleransi
13. Simpati
14. Tidak
mudah kaget / terkejut
15. Tidak
takut kebenaran
16. Tidak
mudah tersinggung
17. Cinta
sesama
18. Suka
menolong
19. Gembira
20. Tidak
kesal dan sesal